ARLISAKADEPOLICNEWS.COM-WAJO. Dalam rangka menyambut Musrenbang Kecamatan Gilireng tahun 2021 serta menyambut dua tahun kepemimpinan Dou Amran menahkodai Kabupaten Wajo, Satria Arianto selaku Ketua Dewan Perwakilan Komisariat Gilireng angkat bicara mengenail hal itu.
Ia menyoroti terkait kemajuan pembangunan di Kecamatan Gilireng dan Kabupaten Wajo pada umumnya.
“Bumi Cakkuridi itu kaya akan potensi tapi kenapa masyarakatnya belum merasakan dampak yang siginifikan dari hasil bumi yang di keruk terus menerus” katanya Satria Arianto yang juga Demisioner Ketua Hipermawa Komisariat Gilireng ini.
lanjut, Satria Arianto mencontohkan tentang Jaringan Gas yang sudah dinikmati di Hilir, yakni di Kota Sengkang dan sekitarnya, sementara masyarakat di Kecamatan Gilireng belum mendapatkan apa-apa, tidak ada sama sekali yang dinikmati masyarakat.
Masyarakat Gilireng yang berada di hulu sebagai Penghasil Gas seharusnya diprioritaskan karena masyarakat yang merasakan dampak langsung adanya aktivitas tambang, belum lagi ancaman seperti lumpur yang selalu mangancam keberlangsungan hidup masyarakat.
Lebih lanjut Satria Arianto menilai masa bakti Duo Amran yang sudah berjalan selama dua tahun ini belum ada kinerja yang bisa dibanggakan.
“Banyak persoalan yang harus menjadi prioritas di Bumi Cakkuridi Gilireng, seperti infrastruktur yang seharusnya dibenahi Pemerintah Daerah yakni Jaringan Gas. Khusus terkait Jaringan Gas, Pemerintah Daerah harus berkolabirasi dengan Energy Equity Epic Sengkang agar ini bisa teralisasi” pintanya.
“Gilireng selama ini seperti anak tiri dari Ibu Kota. Jaringan gas yang seharusnya terealisasi di Kecamatan Gilireng malah dialihkan ke Kota dengan alasan sebagai percontohan dengan dipusatkan di Kota Sengkang terlebih dahulu” sambungnya.
Terlepas dari itu pihak Energy Equity Epic Sengkang juga harus memprioritaskan CSR perusahaan ke Kecamatan Gilireng. Selama ini, mahasiswa Gilireng menggangap pihak energi dalam menyalurkan bantuan tidak memprioritaskan masyarakat Kecamatan Gilireng.
Pada aksi demo tahun 2010 lalu oleh mahasiswa dan masyarakat Gilireng, masih banyak tuntutan yang belum terselesaikan sampai hari.
“Jika hal ini terus terulang kami mahasiswa dan masyarakat lebih baik menutup saja aktivitas Energi Equity Epic Sengkang, karena untuk apa beroperasi jika tak mampu mensejahterakan masyarakat Gilireng” kesal Satria Arianto.
“Hasil bumi kami dikeruk habis-habisan dan kami tidak mendapatkan hasil yang layak. Sudah puluhan tahun Gas Alam Kampung Baru Gilireng beroperasi, namun kami sendiri sebagai mahasiswa seakan-akan tidak mendapatkan hak yang seharusnya mahasiswa Gilireng sudah mempunyai asrama dan pemberian beasiswa yang bisa menunjang keberlangsungan pendidikan generasi muda Gilireng” keluhnya.
Semoga saja pada Musrenbang yang akan dilaksanakan di Kecamatan Gilireng ini, keluhan masyarakat dan mahasiswa bisa direalisasikan sehingga Musrenbang tidak hanya sekedar seremonial semata saja serta janji-janji manis.
“Bupati Wajo harus menarik kembali sejarah di tahun 2010 pada aksi mahasiswa dan masyarakat yang pada saat itu selaku Wakil Bupati Wajo menyatakan berkomitmen berjuang bersama masyarakat gilireng” tutup Satria Arianto yang juga merupakan Sekjen Aliansi Pemuda Bumi Cakkuridie Gilireng. (***)
Komentar Anda